9. Kyuubi
Kyuubi merupakan Bijuu dengan
bentuk rubah berekor sembilan dan merupakan yang terkuat diantara para Bijuu.
Alasan kenapa dia sangat kuat amat sederhana, dia mempunyai chakra yang
tidak terbatas, membuatnya pantas menyandang nama “Raja para Bijuu”.
Kekuatannya berasal dari segel api miliknya. Setelah bertarung selama 100 tahun
dengan Yamata no Orochi, segel itu menjadi kelelahan; tetapi Kyuubi
masih bisa bertahan dan berdiri. Dia juga licik dan cerdas. Cara berbicaranya
sangat sadistis dan sarkastik. Begitu pula kelakuannya.
Kyuubi no Yokou adalah Bijuu terkuat dalam Mitologi
Jepang. Tubuhnya ditutupi bulu berwarna merah; Kyuubi melambangkan
elemen api. Kemampuannya amat luar biasa. Karena belum pernah dikalahkan
sekalipun oleh Youkai, kekuatan sebenarnya tidak bisa diukur. Ekornya
mengeluarkan pusaran angin dengan cara diputar dengan cepat, satu hentakan ekor
saja dapat menimbulkan gempa bumi dan tsunami, dan Kyuubi mampu merobek
musuhnya dengan cakar raksasa miliknya. Bulu-bulunya bisa mengeluarkan
bola api seperti meteor yang tak pernah habis, cukup untuk menghancurkan sebuah
desa dengan cepat. Dalam peperangan 9 dewa, Hokou mengalami cedera
parah, dan Nekomata hampir mati; bila tidak ditolong Dewa Kematian
karena berani menantang Kyuubi. Yamata no Orochi bergantung pada Kusanagi
no Tsurugi, pedang klan Kusanagi untuk mengalahkan Kyuubi,
tetapi bisa dikalahkan dan mata pedang dari pedang tersebut menjadi retak.
Padahal Sarutobi sasuke, si ninja legendaris dan Enma si raja
monyet tidak bisa menimbulkan goresan sedikitpun pada Kusanagi. Ini
menggambarkan kekuatan Kyuubi yang luar biasa.
Peperangan Sembilan Dewa
Di suatu tempat, Kyuubi terus
menerus membunuh orang-orang yang ada di jalannya untuk mencari siapa yang
membangunkannya. Yamata no Orochi tidak memberitahu siapa yang telah
membangunkannya, walaupun ternyata Yamata no Orochi sendiri yang telah
membangunkannya. Kyuubi hanya bertarung 4 kali dan semuanya
dimenangkannya, yaitu melawan Nekomata, Hokou, Raijuu, dan Yamata no
Orochi.
0 komentar:
Posting Komentar